7 dari 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga, merupakan para pembisnis unggul yang harta kekayaannya sangat berlimpah. Lewat kekayaan itu, para sahabat yang merupakan pembisnis tersebut membantu umat. Artinya bahwa peluang masuk surga tak melulu bagi mereka yang familiar kita kenal penghuninya adalah orang miskin, saja.
Kemiskinan bisa membuat seseorang masuk surga bila syarat dan ketentuan berlaku. Begitupun bagi mereka yang kaya raya. Cobaan kekayaan membuat mereka masuk surga, cobaan kemiskinan juga membuat mereka masuk surga. Kekayaan dan kemiskinan merupakan cobaan, tidak lebih.
Kembali lagi kepada 7 sahabat nabi tersebut. Bila kita telisik baik-baik bagaimana kehidupan 7 orang sahabat nabi ini mereka sama-sama memiliki pola hidup yang hampir mirip. Mereka gemar bersedekah, menginfakkan harta mereka dijalan Allah dan memerdekakan para budak.
Suatu hari, Bilal bin Rabah, disiksa oleh majikannya, Ummayah bin Khalaf. Di bawah panas terik kota Mekkah, pasir dan debu menambah suhu panas Mekkah tak terkira. Bilal, terbaring di terik panas. Tangan dan kakinya diikat. Bilal dipaksa untuk meninggalkan keislaman yang telah dianutnya. Karena keengganan Bilal berpaling dari Islam, maka siksa yang diterima Bilal ditambah. Mereka mengangkat batu besar yang diangkut oleh beberapa orang. Batu besar itu lantas diletakkan di dada Bilal. Namun diluar dugaan, Bilal tetap berpaling. Dengan cucuran air mata yang berlinang, Bilal hanya mampu mengucapkan "Ahad, Ahad, Ahad..." Dengan begitu lemas.
Kisah Bilal begitu populer. Namun yang sering kali kita lupa bahwa ada Sahabat nabi yang memerdekakan Bilal. Satu diantara tujuh orang yang kaya raya itu dengan bayaran yang amat mahal dan tak mungkin bisa ditawar-tawar oleh Ummayah bin Khalaf. Umar bin Khattab merupakan orang tersebut.
Di tempat yang berbeda, Sumur seorang Yahudi di Madinah, di beli oleh Utsman bin Affan. Sumur itu merupakan satu-satunya sumur yang sangat dibutuhkan airnya oleh orang Madinah. Utsman bin Affan membelinya dengan harga yang sangat fantastik dari orang Yahudi tersebut. Dan menggratiskannya kepada khalayak ramai.
Suatu hari, Rasulullah bersabda tentang sedekah yang terbaik adalah sedekah dari yang kita cintai. Thalhah, lantas memberikan sedekah kebun kurma kepada saudaranya, sedangkan kebun tersebut merupakan kebun terbaik yang menghasilkan pundi-pundi uang untuk.
Sekarang coba kita bayangkan, bagaimana bila para sahabat yang pengusaha sukses di zaman nabi tidak bisa mereka memerdekakan budak, membeli air sumur orang Yahudi dan bersedekah satu kebun kurma yang melimpah?
Suatu hari di Madinah, para konglomerat Yahudi bersiasat untuk menguasai pasar Madinah, dan mencoba menaikkan harga pasar (Inflasi) dengan membeli semua barang kaum muslimin yang diperjual belikan, namun siasat tersebut terbaca oleh Utsman (untuk kisah selengkapnya bisa kamu baca di sini)
----------
Penulis merupakan seorang pedagang buku di Kafeinbuku, selain itu tulisan ya bisa kamu baca di Pigurafilm dan Kompasiana
Komentar
Posting Komentar