Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

MENGUBAH HARGA PASAR DI MADINAH -

Suatu hari, orang-orang Yahudi di Madinah hendak mengganggu orang-orang muslim yang baru tumbuh subur di sana. Salah satu yang dilakukan orang-orang Yahudi adalah dengan mencoba menaikkan harga pasar, mereka mulai memborong banyak barang utamanya kebutuhan pokok yang diperlukan kaum muslimin yang pada waktu itu masih belum stabil perekonomian mereka. Ada beberapa sahabat yang kala itu menjadi pedagang besar, salah satunya Utsman bin Affan. Orang-orang Yahudi pun hendak membeli barang dagangan Utsman, membeli keju, gandum dan hal-hal yang di miliki Utsman. Bagi orang Yahudi, saat barang-barang tersebut tiba-tiba langka dipasaran, maka orang mereka akan menaikkan harga kebutuhan pokok tersebut. Namun, Utsman tahu hal itu. Salah satu orang Yahudi mulai menawarkan dagangan Utsman, yang pertama menawarkan setiap item yang dijual Utsman akan dibeli satu kali lipat? Utsman menolak. Orang Yahudi yang lain datang menawarkan, "bagaimana bila dua kali lipat?" Utsman kembali menolak, &qu

IMAGINE

Bayangkan kamu hidup di tahun 1930-an. Dan kamu sedang diasingkan di sebuah pulau yang penduduknya sangat padat. Kala itu, kamu sendiri yang bisa membaca, menulis dan berhitung. Kala itu, kamu sendiri yang bisa mengetik. Kala itu, kamu sendiri yang bisa berbahasa Inggris, Belanda dan sedikit bahasa Jerman. Pertanyaannya, apa yang kamu lakukan? Lalu, bayangkan kamu hidup di tahun 2045. Dan kamu adalah seorang sarjana lulusan S2 dari sebuah perguruan tinggi luar negeri yang kembali ke negara mu. Apa yang kamu lakukan? -------------- Dua kasus di atas adalah penggambaran kita hari ini, tak lebih dan tak kurang. Pada dimensi apapun kamu, hidup di manapun kamu. Terlahir dari rahim siapa pun kamu. Langit tetap berwarga biru, meski kadang pula kelabu - Let's got something into your pocket 🙈🙈

SEJARAWAN KELAS GOSIP -

Selain Valentijn, van der Crab dan Leonard J Andaya, tulisan-tulisan ke-Maluku-an yang menarik barangkali adalah manuskrip Paramita S Abdurachman, A.B Lapian dan R.Z Leirissa. Setelah itu, generasi berikutnya tidak banyak membuat arus sejarah lebih menarik selain pengulangan demi pengulangan yang sama. Akademisi di kampus yang dianggap "sejarahwan" pun tak berbuat banyak, tak membuat karya yang menarik. Mereka lebih suka mengkritisi karya orang lain, membicarakannya serupa gosip, ketimbang fokus menulis sesuatu yang lebih serius yang seharusnya citra "sejarawan" menyadarkan mereka untuk membuat karya bukan gosip, ngerumpi! Sayangnya, jalan yang mereka tempuh bukan berkarya. Barangkali, sudah saatnya dunia bergosip di akademik tak lagi hadir sebagai respon "ngehek" atas karya orang lain. Tapi lebih fokus mengurusi "pagar" karya kita sendiri. Bila diibaratkan rumah, masing-masing dari kita punya kesempatan untuk membangun rumah impian dan tak mest

LUBANG KESUKSESAN CONTENT CREATOR

Gak semua orang bisa dengan mudah dan gampang menemukan kesuksesan. Gak semua orang dengan mudahnya menentukan pundi-pundi uang. Gak semua orang bisa dengan cepat menemukan lubang galian tambang uang. Gak semua orang. Beranjak dari pemikiran tersebut maka, kesusksesan adalah sebuah proses yang cukup panjang untuk menemukan lubang tersebut. Sebagai contoh misalnya, Nas Daily, sekumpulan anak muda yang bekerja sebagai content creator, cukup tidak populer di YouTube channel, jumlah penonton di YouTube milik Nas Daily sangat sedikit. Peminat dan penikmat karya-karya Nas terbilang tak punya tempat di YouTube. Hal itu jauh berbeda bila kita menyebutkan bahwa karya Nas Daily di Facebook lewat halaman milik mereka punya penikmat yang sangat fantastik, 1juta penonton per video yang di upload. Artinya bahwa, Nas Daily, tak cukup memikat di YouTube namun cukup populer di Facebook. Hal tersebut jauh berbeda dengan Deddy Corbuzier. Deddy tidak begitu populer di ranah Facebook, penikmat obrolan Dedd

TERSESAT DI RUMAH SENDIRI

Ada orang yang saat di rumah gak tahu harus ngapain maka yang dilakukan adalah perbaiki rumah, rehab rumah dan bikin rumah tampak bagus kalo dilihat orang lain. Ada orang yang gak tahu harus ngapa-ngapain di rumah makanya saat lihat orang jualan bunga, ikutan juga jualan bunga. Lihat orang jualan ikan cupang, ikutan juga jualan ikan cupang. Lihat orang jualan bensin, ikutan juga minum bensin, eh salah, maksudnya jualan bensin. Kenapa hal itu bisa terjadi? Jawabannya adalah orang tersebut tidak mengetahui passion dia di mana. Itu sebabnya saat dia lagi gak ngapa-ngapain di rumah, dia gak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia gak punya gambaran akan seperti apa dia kedepannya. Dia bahkan gak tahu apa kelebihan dirinya dan apa yang dia sukai dan hidup dari sana. Dia gak percaya dengan mimpinya. Dia gak mau mewujudkan impiannya. Dan saat sekali waktu dia di rumah dan memaksa dirinya tetap di rumah, dia gak tahu harus ngapain. Bukankah hal paling lucu di dunia ini adalah tersesat di rumah se

LELAKI YANG MENDINGAN JADI MISKIN AJA DEH!

Kamu tahu kisah Salabah? Seorang lelaki ahli Ibadah, yang zakatnya ditolak Rasulullah? Syahdan, Salabah adalah seorang ahli ibadah yang sangat miskin. Dia hanya memiliki satu pakaian untuk ibadah. Salabah pernah meminta Rasulullah untuk mendo'akannya menjadi orang kaya, biar kemelaratan jauh darinya. Namun Rasulullah menolak, bagi Rasulullah, lebih bagus Salabah hidup melarat, karena kemelaratan itulah Salabah masih bisa beribadah kepada Allah. Salabah bergeming, berkali-kali Salabah mendesak Rasulullah untuk mendo'akannya. Dalam banyak pertemuan dan berpapasan, Salabah mendesak hal yang sama, hingga Rasulullah pun mendo'akannya. Singkat cerita, Salabah kemudian mendapat sepasang kambing. Kambing-kambing tersebut ternyata mengubah nasib melarat Salabah menjadi lebih baik secara ekonomi. Kambing-kambing tersebut beranak pinang dan gemuk-gemuk. Salabah yang dikenal ahli Ibadah kemudian mulai jarang sholat. Hari-harinya tersibukkan dengan memelihara dan mengembalakan Kambing.

September Papua -

Setidaknya Minggu ini, Beta lagi doyan baca buku tentang Papua. Yang pertama, bukunya Jan Boelaars, seorang Antropolog yang kemudian jadi Misionaris di Manado (tahun 1970-an), yang pada tahun 1950 Jan datang ke Papua dan meneliti tentang suku-suku pedalaman di sana mulai dari suku peramu seperti suku Amarind-anim, suku Yah'ray, suku Asmat, hingga suku-suku petani semacam suku mandobo, suku Ekagi, suku Dani dan suku Ayafat. Hingga pada pengalaman keagamaan mereka. Selain Jan Boelaars, Beta juga lagi baca bukunya Jared Diamond, "Bedil, kuman dan baja", menurut Beta, buku Jared Diamond ini menarik, dia mencoba mengulas bagaimana kehidupan orang-orang di pedalaman semacam di Papua Nugini. Banyak informasi menarik yang diceritakan Jared Diamond di buku ini. Lalu, bacaan Beta yang baru di mulai juga ada buku "Jejak Islam dalam Manuskrip di Bali" yang mengulas bagaimana penyebaran dan jejak keislaman di Bali yang terpancar dari manuskrip Islam di Karangasem, Denpasar,