Langsung ke konten utama

TERSESAT DI RUMAH SENDIRI

Ada orang yang saat di rumah gak tahu harus ngapain maka yang dilakukan adalah perbaiki rumah, rehab rumah dan bikin rumah tampak bagus kalo dilihat orang lain. Ada orang yang gak tahu harus ngapa-ngapain di rumah makanya saat lihat orang jualan bunga, ikutan juga jualan bunga. Lihat orang jualan ikan cupang, ikutan juga jualan ikan cupang. Lihat orang jualan bensin, ikutan juga minum bensin, eh salah, maksudnya jualan bensin.

Kenapa hal itu bisa terjadi?

Jawabannya adalah orang tersebut tidak mengetahui passion dia di mana. Itu sebabnya saat dia lagi gak ngapa-ngapain di rumah, dia gak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia gak punya gambaran akan seperti apa dia kedepannya. Dia bahkan gak tahu apa kelebihan dirinya dan apa yang dia sukai dan hidup dari sana. Dia gak percaya dengan mimpinya. Dia gak mau mewujudkan impiannya. Dan saat sekali waktu dia di rumah dan memaksa dirinya tetap di rumah, dia gak tahu harus ngapain.

Bukankah hal paling lucu di dunia ini adalah tersesat di rumah sendiri. Karena gak tahu harus ngapain? Karena gak dibiasakan untuk memikirkan masa depan. Hanya berpikir, "oh, kalo punya rumah bagus dan gedongan akan tampak terlihat keren di mata orang". "Oh, kalo punya rumah bagus, setidaknya kita bisa dipandang hebat di lingkungan sekitar". "Oh, kalo punya rumah 8 lantai, ternyata bisa terlihat seperti orang kaya" fakta hidup ternyata tidak seperti itu, Ferguson! Setiap membuat hal besar, kita juga harus mengorbankan banyak hal lain. Dan sialnya, saat moments "tadudu" di rumah sendiri terjadi kepada diri kita, barulah kita sadar bahwa yang kita lakukan itu salah. Kita hanya membangun rumah yang kemudian bikin kita tersesat di rumah sendiri. Dan lupa membangun kesadaran ekonomi yang jauh lebih penting yang bisa kita geluti dari passion yang sudah kita bangun dan pikirkan bertahun-tahun lalu, itu.

Pastikan, kamu tidak tersesat saat gak lagi ngapa-ngapain -

----------------

Penulis merupakan seorang pedagang buku di Kafeinbuku. Tulisannya yang lain bisa kamu baca di Pigurafilm Kompasiana dan Medium

----------------



Komentar

  1. Yang bikin tersesat dari dlam rumah itu adalah ketika setelah sekian purnama penghuni rumah masih orang yang sama dan masih itu-itu saja bukankah pasion akan lebih bergairah ketika ada yang memberikan masukan terlebih itu datangnya dari s'seorang yang ..............
    😂🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lucifer, Uang, Bank dan Hutang

Buku karya Lucifer, "Di ambang Kehancuran terbesar ekonomi: Masa lalu Uang dan Masa depan Dunia" terbitan Pustaka Pohon Bodhi, 2007. Menjelaskan bahwa dongeng 5% bunga yang telah digadang-gadang pada tahun 1024 di Inggris dengan digantikannya uang emas oleh uang kertas dan koin pada akhirnya mengubah banyak hal utamanya prespektif manusia akan alat tukar tersebut dan masa depan yang diyakini akan sedikit berbeda. Lucifer, memberitahu bahwa, saat uang kertas dan koin sudah begitu berharga. Manusia sudah begitu terbuai dan bergantung pada uang kertas dan koin, pada akhirnya, uang tersebut akan digantikan dengan bentuk uang digital. Di mana manusia, tidak lagi menggunakan uang kertas dan koin sebagai bentuk transaksi. Bagi Beta, buku yang diterjemahkan oleh Alwie pada 2007 ini cukup menarik. Setidaknya, Lucifer sedang memberitahukan sebuah informasi penting tentang masa depan akan seperti apa. Singkat kata, uang kertas dan koin akan diubah sistemnya, di mana semua itu telah dire

PULANG RANTAU DAN PERTANYAAN YANG SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI DITANYAKAN DI ZAMAN SEKARANG -

Bila kamu pulang kampung lalu ada orang tanya ke kamu, "sudah nikah, blm?", "Kerja di mana?", "Punya rumah berapa?" "Anak sudah berapa?" Percayalah, bahwa orang yang bertanya semestinya tinggal dikisaran tahun 1980-an. Dan abadi di sana. Pertanyaan untuk orang merantau sekarang bukan itu, tapi "apa cerita perjalanan mu di rantau?", "Kuliner di sana gimana?", "Kalo dilihat-lihat potensi pekerjaan apa yang rasanya bagus dikembangkan di sana?", "Kehidupan sosial di sana menurutmu gimana?" Itu jauh lebih menyenangkan untuk didengarkan ketimbang cerita soal punya apa di daerah rantau dan pulang pura-pura jadi orang kaya dadakan, jadi senter clas, padahal hidup di rantau belum tentu bahagia, belum tentu juga mudah, ada tuntutan hidup dan gaya hidup yang seringkali terabaikan untuk kita cermati 😁😁 Kita semestinya sudah menanggalkan pertanyaan Materialisme, tentang punya apa, ke pengalaman sosial (social experien

PEREMPUAN BUGIS DAN SEPIRING NASI KUNING-

Di kepala saya, saat menyebutkan nasi kuning, entah mengapa yang tergambar dibenak saya adalah seorang perempuan bugis dengan tangan halus menanak nasi. Entah mengapa pula, wajah seorang perempuan Bugis begitu melekat dibenak saya bila menyebut nasi kuning. Tampaknya, imaji perempuan yang halus wajahnya, yang putih kulitnya, yang merah merekah bibirnya dan hitam rambutnya-diikat ke belakang telah melekat dibenak saya. Semenjak kecil, hanya nasi kuning perempuan Bugislah yang seolah melekat seperti halnya prangko yang menempel di selembar surat. Saat membuat nasi kuning, mereka seolah memiliki resep rahasia. Di balik lembut tangan halus perempuan Bugis, terdapat rahasia masakan. Bila orang Padang membanggakan Barandang Bundonyo, dan menjadi tumpuhan kerinduaan dan kenangan bila di rantau. Maka, yang di kenang dari perempuan Bugis adalah sepiring nasi kuning. Tak begitu jelas, apakah yang memperkenalkan nasi yang berwarna kuning ke Maluku merupakan perempuan-perempuan Bugis, ataukah buka