Langsung ke konten utama

Postingan

PEREMPUAN BUGIS DAN SEPIRING NASI KUNING-

Postingan terbaru

MINDSET KERJA, UANG DAN POSISI KITA

Kamu bekerja pagi sampai sore dan di akhir bulan kamu akan mendapat slip gaji, itu namanya earned income. Kamu bekerja sampingan bahkan saat kamu lagi jalan-jalan dengan bermodalkan handphone, lewat jualan online dan dapat uang dari aktivitas tersebut, itu namanya profit income. Kamu jalan-jalan lalu punya sedikit waktu untuk nulis dan kirim ke media online, ngeyoutube, main di Instagram, tiktok, dan dapat upah dari karya kreatif itu namanya Royalty income. Jadi, seringkali orang suka mengira kalo yang namanya kerja itu cuma dapat gaji bulanan (Earned income) padahal seringkali ada yang pendapatnya dari profit income atau bahkan royalty income 😊😊 Guys, jadi berhentilah hanya berpikir kalo yang namanya kerja itu cuma earned income. Ada banyak kerja bahkan yang belum dibahas, semisal upah jadi profesi spesifik kita misal jadi pembicara, bintang tamu, peneliti dadakan, punya kos-kosan, Franchise dan semacamnya. Ruang lingkup untuk dapatkan uang itu banyak banget. Cuma di mindset masyara

RIEUX

Ada satu fase di mana Rieux (dalam novel Sampar)merasa bahwa kota Oran seperti kota yang biasa saja. Tak menarik baginya, tak ada yang membuatnya betah. Namun, saat wabah Sampar mulai menjangkiti banyak orang. Bernard Rieux merasa bahwa dirinya yang merupakan seorang dokter, terpanggil untuk tetap di sini, padahal dia punya cukup waktu untuk pergi dari kota ini. Menjauh dan mencari kehidupan yang lebih aman dan nyaman. Namun, Rieux tidak melakukan tindakan itu. Dia ingin menetap dan barangkali mati di sini. Rasanya, beberapa orang dalam kehidupan nyata juga akan melakukan hal serupa. Mereka bekerja, meski sulit, menemukan tambatan hatinya, menikah, beranak pinang dan ingin mati bahkan di kota yang telah membuat dirinya hidup dan memiliki keturunan.  Pilihan kematian adalah semacam rahasia yang sengaja disembunyikan. Dan wabah Sampar dalam novel Albert Camus, menyuguhkan hal serupa. Ihwal bagaimana manusia mengukur hal paling berharga dari hidupnya yang singkat, mendramatisir perjalanan

PULANG RANTAU DAN PERTANYAAN YANG SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI DITANYAKAN DI ZAMAN SEKARANG -

Bila kamu pulang kampung lalu ada orang tanya ke kamu, "sudah nikah, blm?", "Kerja di mana?", "Punya rumah berapa?" "Anak sudah berapa?" Percayalah, bahwa orang yang bertanya semestinya tinggal dikisaran tahun 1980-an. Dan abadi di sana. Pertanyaan untuk orang merantau sekarang bukan itu, tapi "apa cerita perjalanan mu di rantau?", "Kuliner di sana gimana?", "Kalo dilihat-lihat potensi pekerjaan apa yang rasanya bagus dikembangkan di sana?", "Kehidupan sosial di sana menurutmu gimana?" Itu jauh lebih menyenangkan untuk didengarkan ketimbang cerita soal punya apa di daerah rantau dan pulang pura-pura jadi orang kaya dadakan, jadi senter clas, padahal hidup di rantau belum tentu bahagia, belum tentu juga mudah, ada tuntutan hidup dan gaya hidup yang seringkali terabaikan untuk kita cermati 😁😁 Kita semestinya sudah menanggalkan pertanyaan Materialisme, tentang punya apa, ke pengalaman sosial (social experien

YANG PALING MUNGKIN TERJADI

Salah satu hal yang menyenangkan adalah mendengar kisah orang bekerja dan kisah jalan-jalan mereka 😊 beberapa pekerja menghadirkan hal tersebut 😊 mereka bisa membuat laporan diakhir kerja mereka sembari menikmati akhir pekan mereka di sebuah pantai entah di mana, lalu menerka-nerka kalau besok mereka harus balik ke daerah asal menaiki pesawat kecil berpenumpang 12 orang 😊 atau saat jadwal pulang menggunakan sebuah kapal PT PELNI dan di sana mereka menemukan orang asing, seseorang yang kemudian diajak bicara, diajak ngobrol dan tiba-tiba waktu seolah menemukan mereka dengan seseorang yang telah lama dicari-cari, teman ngobrol yang menyenangkan, di sebuah kapal dengan seseorang yang asing menuju tempat pulang. Apakah hal itu mungkin terjadi? Beruntungnya, saya termasuk orang yang mempercayai perjumpaan tiba-tiba, tak terduga dan tak disangka pada sebuah kejadian yang pula membuat kita begitu akrab satu dengan yang lain. Berbagai cerita petualangan masing-masing, ketempat-tempat asing

KOMIK: TERBAWA MIMPI HINGGA KE BANDA NEIRA

  Komik ini merupakan projects iseng-iseng ke dua yang dibuat saat di awal Covid-19 di tahun 2020. Seri awalnya adalah cerita tentang sejarah kopi. Kali ini, bercerita tentang Banda Neira 😁

BUKA PUASA TERBAIK

Setelah mendengar kisah seorang teman, yang menceritakan bagaimana dia kehilangan orangtua. Entah mengapa, beta memutuskan untuk tidak ikutan bukber di manapun selain di rumah sendiri bersama keluarga. Beta tahu, ada banyak orang di luar sana yang kepengen buka puasa bersama sanak keluarga mereka---ada gema tawa di meja makan, ada obrolan yang hangat tercipta dan masih ada kedua orangtua di sana. Beta tahu, semua itu mahal harganya, Atau barangkali sangat mahal---di saat banyak orang di luar sana mulai kehilangan personil mereka satu persatu di meja makan. Beta juga sadar bahwa makan di meja makan di keluarga kelas menengah adalah  moments langka, karena seringkali meja makan jarang difungsikan untuk makan bersama keluarga. Dan satu-satunya moments makan dan duduk bersama di meja makan adalah saat bulan spesial semacam puasa ini. Bagi Beta, ini puasa terbaik. Beta sama sekali gak kehilangan satupun makan bersama untuk buka puasa di meja makan di rumah. Dan kalo seandainya ini puasa ter