Langsung ke konten utama

YANG PALING MUNGKIN TERJADI

Salah satu hal yang menyenangkan adalah mendengar kisah orang bekerja dan kisah jalan-jalan mereka 😊 beberapa pekerja menghadirkan hal tersebut 😊 mereka bisa membuat laporan diakhir kerja mereka sembari menikmati akhir pekan mereka di sebuah pantai entah di mana, lalu menerka-nerka kalau besok mereka harus balik ke daerah asal menaiki pesawat kecil berpenumpang 12 orang 😊 atau saat jadwal pulang menggunakan sebuah kapal PT PELNI dan di sana mereka menemukan orang asing, seseorang yang kemudian diajak bicara, diajak ngobrol dan tiba-tiba waktu seolah menemukan mereka dengan seseorang yang telah lama dicari-cari, teman ngobrol yang menyenangkan, di sebuah kapal dengan seseorang yang asing menuju tempat pulang. Apakah hal itu mungkin terjadi?

Beruntungnya, saya termasuk orang yang mempercayai perjumpaan tiba-tiba, tak terduga dan tak disangka pada sebuah kejadian yang pula membuat kita begitu akrab satu dengan yang lain. Berbagai cerita petualangan masing-masing, ketempat-tempat asing yang membuat kita saling bersitatap dengan mata berbinar-binar, membayangkan senja yang begitu jingga keemasan di sebuah pantai sunyi dari keramaian, hanya ada pohon kelapa, burung yang sedang mengepakkan sayapnya dan siluet batu karang dari kejauhan. Apakah kau bisa mendengarkan suara ombak itu? Dan barangkali, tumpukan laporan yang harus dikirimkan secepat mungkin hari itu juga tak lantas membuat kita jenuh untuk menikmati alam indah yang terbentang disapuan mata memandang.

Suatu hari, seseorang pernah bercerita tentang kerja-kerja yang membuatnya hendak keluar dari tempatnya bekerja. Menurutnya tempat kerjanya kurang kondusif. Namun tiba-tiba dia teringat dengan jadwal kunjungan yang sudah ada dalam daftar perjalanan ke pelosok, dia teringat senja, kapal dan sebuah harapan untuk bertemu seseorang yang bisa diajak bercerita di atas kapal. Lantas, ia urungkan niatnya itu untuk keluar dari tempatnya bekerja.

Apakah ada sesuatu hal yang paling mungkin terjadi dari sebuah rutinitas kerja dan kunjungan?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEREMPUAN BUGIS DAN SEPIRING NASI KUNING-

Di kepala saya, saat menyebutkan nasi kuning, entah mengapa yang tergambar dibenak saya adalah seorang perempuan bugis dengan tangan halus menanak nasi. Entah mengapa pula, wajah seorang perempuan Bugis begitu melekat dibenak saya bila menyebut nasi kuning. Tampaknya, imaji perempuan yang halus wajahnya, yang putih kulitnya, yang merah merekah bibirnya dan hitam rambutnya-diikat ke belakang telah melekat dibenak saya. Semenjak kecil, hanya nasi kuning perempuan Bugislah yang seolah melekat seperti halnya prangko yang menempel di selembar surat. Saat membuat nasi kuning, mereka seolah memiliki resep rahasia. Di balik lembut tangan halus perempuan Bugis, terdapat rahasia masakan. Bila orang Padang membanggakan Barandang Bundonyo, dan menjadi tumpuhan kerinduaan dan kenangan bila di rantau. Maka, yang di kenang dari perempuan Bugis adalah sepiring nasi kuning. Tak begitu jelas, apakah yang memperkenalkan nasi yang berwarna kuning ke Maluku merupakan perempuan-perempuan Bugis, ataukah buka

Lucifer, Uang, Bank dan Hutang

Buku karya Lucifer, "Di ambang Kehancuran terbesar ekonomi: Masa lalu Uang dan Masa depan Dunia" terbitan Pustaka Pohon Bodhi, 2007. Menjelaskan bahwa dongeng 5% bunga yang telah digadang-gadang pada tahun 1024 di Inggris dengan digantikannya uang emas oleh uang kertas dan koin pada akhirnya mengubah banyak hal utamanya prespektif manusia akan alat tukar tersebut dan masa depan yang diyakini akan sedikit berbeda. Lucifer, memberitahu bahwa, saat uang kertas dan koin sudah begitu berharga. Manusia sudah begitu terbuai dan bergantung pada uang kertas dan koin, pada akhirnya, uang tersebut akan digantikan dengan bentuk uang digital. Di mana manusia, tidak lagi menggunakan uang kertas dan koin sebagai bentuk transaksi. Bagi Beta, buku yang diterjemahkan oleh Alwie pada 2007 ini cukup menarik. Setidaknya, Lucifer sedang memberitahukan sebuah informasi penting tentang masa depan akan seperti apa. Singkat kata, uang kertas dan koin akan diubah sistemnya, di mana semua itu telah dire

PULANG RANTAU DAN PERTANYAAN YANG SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI DITANYAKAN DI ZAMAN SEKARANG -

Bila kamu pulang kampung lalu ada orang tanya ke kamu, "sudah nikah, blm?", "Kerja di mana?", "Punya rumah berapa?" "Anak sudah berapa?" Percayalah, bahwa orang yang bertanya semestinya tinggal dikisaran tahun 1980-an. Dan abadi di sana. Pertanyaan untuk orang merantau sekarang bukan itu, tapi "apa cerita perjalanan mu di rantau?", "Kuliner di sana gimana?", "Kalo dilihat-lihat potensi pekerjaan apa yang rasanya bagus dikembangkan di sana?", "Kehidupan sosial di sana menurutmu gimana?" Itu jauh lebih menyenangkan untuk didengarkan ketimbang cerita soal punya apa di daerah rantau dan pulang pura-pura jadi orang kaya dadakan, jadi senter clas, padahal hidup di rantau belum tentu bahagia, belum tentu juga mudah, ada tuntutan hidup dan gaya hidup yang seringkali terabaikan untuk kita cermati 😁😁 Kita semestinya sudah menanggalkan pertanyaan Materialisme, tentang punya apa, ke pengalaman sosial (social experien