Setelah mendengar kisah seorang teman, yang menceritakan bagaimana dia kehilangan orangtua. Entah mengapa, beta memutuskan untuk tidak ikutan bukber di manapun selain di rumah sendiri bersama keluarga. Beta tahu, ada banyak orang di luar sana yang kepengen buka puasa bersama sanak keluarga mereka---ada gema tawa di meja makan, ada obrolan yang hangat tercipta dan masih ada kedua orangtua di sana. Beta tahu, semua itu mahal harganya, Atau barangkali sangat mahal---di saat banyak orang di luar sana mulai kehilangan personil mereka satu persatu di meja makan.
Beta juga sadar bahwa makan di meja makan di keluarga kelas menengah adalah moments langka, karena seringkali meja makan jarang difungsikan untuk makan bersama keluarga. Dan satu-satunya moments makan dan duduk bersama di meja makan adalah saat bulan spesial semacam puasa ini.
Bagi Beta, ini puasa terbaik. Beta sama sekali gak kehilangan satupun makan bersama untuk buka puasa di meja makan di rumah. Dan kalo seandainya ini puasa terkahir, entah nanti salah satu dari kita yang duduk di meja makan ini terlebih dahulu "pergi" rasanya tak ada penyesalan selain rasa syukur telah bisa menikmati berbuka puasa bersama.
Bono pernah bilang, "Bukan seberapa mahal dan nikmat makanan yang kita santap. Namun dengan siapa kita makan". Kita punya banyak selera yang berbeda tentang makanan enak, di mana saja dengan beraneka rupa jenis makanan, namun yang paling spesial dari sebuah momentum menyantap makanan adalah dengan siapa kita makan---ada hal yang selalu membekas, barangkali hal itu adalah keluarga -
--------------------
Penulis merupakan seorang pedagang buku di Kafeinbuku. Tulisannya yang lain bisa kamu baca di Pigurafilm.
--------------------
Komentar
Posting Komentar