Ada satu fase di mana Rieux (dalam novel Sampar)merasa bahwa kota Oran seperti kota yang biasa saja. Tak menarik baginya, tak ada yang membuatnya betah. Namun, saat wabah Sampar mulai menjangkiti banyak orang. Bernard Rieux merasa bahwa dirinya yang merupakan seorang dokter, terpanggil untuk tetap di sini, padahal dia punya cukup waktu untuk pergi dari kota ini. Menjauh dan mencari kehidupan yang lebih aman dan nyaman. Namun, Rieux tidak melakukan tindakan itu. Dia ingin menetap dan barangkali mati di sini.
Rasanya, beberapa orang dalam kehidupan nyata juga akan melakukan hal serupa. Mereka bekerja, meski sulit, menemukan tambatan hatinya, menikah, beranak pinang dan ingin mati bahkan di kota yang telah membuat dirinya hidup dan memiliki keturunan.
Pilihan kematian adalah semacam rahasia yang sengaja disembunyikan. Dan wabah Sampar dalam novel Albert Camus, menyuguhkan hal serupa. Ihwal bagaimana manusia mengukur hal paling berharga dari hidupnya yang singkat, mendramatisir perjalanan cerita hidupnya dan pilihan untuk hidup dalam pesimistis atau sebaliknya -
catatan:
Penulis merupakan seorang pedagang buku di Kafeinbuku. Selain itu tulisannya yang lain bisa kamu baca di Pigurafilm.
Komentar
Posting Komentar