Langsung ke konten utama

APA JADINYA BILA "GENERASI UZUR" DAN "GENERASI MALAS" MENDAPATKAN UANG KAGET


Perbedaan generasi Milenial dan generasi U (uzur) adalah cara pandang mereka tentang pengalaman. Generasi U, beranggapan bahwa pengalaman mereka mencari uang adalah pengalaman yang penuh kesulitan dan berdarah-darah. Sedangkan untuk generasi milenial, tak ada yang lebih menarik dari pengalaman jalan-jalan ke tempat-tempat yang lagi ngehits dan yang mereka suka di belahan bumi ini.

Cara pandang mereka terhadap uang pun sangat jauh berbeda. Generasi U (Uzur), berasumsi bahwa uang yang banyak lebih baik ditabung untuk masa depan. Sedangkan untuk generasi milenial yang keseringan dianggap malas itu, sekali mendapatkan uang yang banyak (rezeki nomplok) mending dibelanjakan beli benda-benda kesukaan, semacam gawai yang baru dan pergi pelesiran ke luar negeri, lah wong mumpung dapat rezeki banyak--sekalian saja ke luar negeri, kapan lagi bisa ke keluar negeri, belum tentu nanti sudah tua bisa, mending sekarang ngegasnya.

Pengalaman dua generasi ini membuat banyak perbedaan mereka tentang uang. Tentang hal-hal yang sangat sensitif terhadap cara mereka berpikir. Uang, di mata generasi uzur adalah sesuatu yang harus dipertahankan. Dan sebaliknya, bagi generasi Milenial, uang semestinya dibelanjakan untuk hal-hal yang dianggap mereka penting.

Generasi Uzur melihat yang terpenting dari uang adalah ditabung, artinya bahwa uang dianggap sesuatu yang mahal dan berarti di masa depan. Sebaliknya, bagi generasi Milenial, uang sebaiknya dibelanjakan dan beli tiket-tiket murah, baik perjalanan maupun konser musik, sebagai bagian dari menabung pengalaman atau experience--yang kelak, cerita-cerita perjalanan mereka bertemu banyak orang di banyak daerah dan negara jadi tabungan cerita bagi anak cucu mereka, ihwal negeri yang jauh dan bagaimana manusia hidup di masa itu. Pengalaman-pengalaman ini yang dilihat generasi muda milenial.

Uang kaget atau rezeki nomplok adalah sesuatu yang jarang terjadi dalam hidup kita. Dua generasi ini, baik yang tua yang diwakili generasi uzur maupun generasi milenial yang dianggap malas, memberi kita dua cara pandang bagaimana langkah kita kedepan menyangkut soal uang kaget tersebut. Berlaku terhadap uang menjadi sangat krusial bagaimana masa depan kita kedepan. Bagi Generasi Malas (Plesetan dari generasi Milenial), bentuk investasi pada pengalaman lah yang terpenting di masa depan. Sedangkan bagi generasi Uzur, menabung dan investasi jauh lebih penting. Apapun pilihan mu melihat kedua hal tersebut. Setidaknya, kita mempunyai pilihan-pilihan yang bisa di combine dari kedua hal tersebut, bisa memilih untuk di simpan, ditabung sebagian atau di investasi dan juga, separuh dari itu, bisa digunakan untuk investasi dalam bentuk experience.

So, wanna about you, Lur?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEREMPUAN BUGIS DAN SEPIRING NASI KUNING-

Di kepala saya, saat menyebutkan nasi kuning, entah mengapa yang tergambar dibenak saya adalah seorang perempuan bugis dengan tangan halus menanak nasi. Entah mengapa pula, wajah seorang perempuan Bugis begitu melekat dibenak saya bila menyebut nasi kuning. Tampaknya, imaji perempuan yang halus wajahnya, yang putih kulitnya, yang merah merekah bibirnya dan hitam rambutnya-diikat ke belakang telah melekat dibenak saya. Semenjak kecil, hanya nasi kuning perempuan Bugislah yang seolah melekat seperti halnya prangko yang menempel di selembar surat. Saat membuat nasi kuning, mereka seolah memiliki resep rahasia. Di balik lembut tangan halus perempuan Bugis, terdapat rahasia masakan. Bila orang Padang membanggakan Barandang Bundonyo, dan menjadi tumpuhan kerinduaan dan kenangan bila di rantau. Maka, yang di kenang dari perempuan Bugis adalah sepiring nasi kuning. Tak begitu jelas, apakah yang memperkenalkan nasi yang berwarna kuning ke Maluku merupakan perempuan-perempuan Bugis, ataukah buka

Lucifer, Uang, Bank dan Hutang

Buku karya Lucifer, "Di ambang Kehancuran terbesar ekonomi: Masa lalu Uang dan Masa depan Dunia" terbitan Pustaka Pohon Bodhi, 2007. Menjelaskan bahwa dongeng 5% bunga yang telah digadang-gadang pada tahun 1024 di Inggris dengan digantikannya uang emas oleh uang kertas dan koin pada akhirnya mengubah banyak hal utamanya prespektif manusia akan alat tukar tersebut dan masa depan yang diyakini akan sedikit berbeda. Lucifer, memberitahu bahwa, saat uang kertas dan koin sudah begitu berharga. Manusia sudah begitu terbuai dan bergantung pada uang kertas dan koin, pada akhirnya, uang tersebut akan digantikan dengan bentuk uang digital. Di mana manusia, tidak lagi menggunakan uang kertas dan koin sebagai bentuk transaksi. Bagi Beta, buku yang diterjemahkan oleh Alwie pada 2007 ini cukup menarik. Setidaknya, Lucifer sedang memberitahukan sebuah informasi penting tentang masa depan akan seperti apa. Singkat kata, uang kertas dan koin akan diubah sistemnya, di mana semua itu telah dire

PULANG RANTAU DAN PERTANYAAN YANG SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI DITANYAKAN DI ZAMAN SEKARANG -

Bila kamu pulang kampung lalu ada orang tanya ke kamu, "sudah nikah, blm?", "Kerja di mana?", "Punya rumah berapa?" "Anak sudah berapa?" Percayalah, bahwa orang yang bertanya semestinya tinggal dikisaran tahun 1980-an. Dan abadi di sana. Pertanyaan untuk orang merantau sekarang bukan itu, tapi "apa cerita perjalanan mu di rantau?", "Kuliner di sana gimana?", "Kalo dilihat-lihat potensi pekerjaan apa yang rasanya bagus dikembangkan di sana?", "Kehidupan sosial di sana menurutmu gimana?" Itu jauh lebih menyenangkan untuk didengarkan ketimbang cerita soal punya apa di daerah rantau dan pulang pura-pura jadi orang kaya dadakan, jadi senter clas, padahal hidup di rantau belum tentu bahagia, belum tentu juga mudah, ada tuntutan hidup dan gaya hidup yang seringkali terabaikan untuk kita cermati 😁😁 Kita semestinya sudah menanggalkan pertanyaan Materialisme, tentang punya apa, ke pengalaman sosial (social experien