Bully, bullying atau ngebully telah begitu akrab dengan kehidupan kita. Tak jarang kebiasaan membully tersebut membuat kita agak kurang enak dan sangat merasa terintimidasi. Nah, untuk menjawab bagaimana agar setidaknya bully berhenti, Om Rudini memberi kita jalan keluar agar si pembully berhenti melakukan tindakan bullying kepada kita.
Kemarin, di mushola kecil ba'da Dzuhur, Beta dan Rudini cerita banyak hal. Soal uang, kerja dan bully. Bagi Rudini, dua alasan mengapa budaya bully terjadi. Pertama dikarenakan adanya budaya pembiaran kepada si tukang bully yang dengan sesuka hati melakukan bullying. Di lain sisi, Kita selaku objek bully cenderung menerima kekerasan verbal tersebut dengan senyum. Kita cukup "lapang dada" dengan aksi-aksi bully tersebut. Pembiaran itu melanggengkan bully tumbuh dengan sangat subur. Lalu yang kedua, karena kita tidak tampar mulut yang melakukan bully tersebut. Saat seseorang melakukan kejahatan verbal, dengan menindas kita lewat kata, mengapa kita gak menampar, memukul dan menginjaknya? Balas kekerasan verbal dengan tindakan memukul, menampar dan menginjak adalah cara dimana kita melindungi diri, bukan membiarkan kekerasan verbal hantam kita terus-menerus.
Apa yang disampaikan Om Rudini dalam benak Beta, cukup masuk akal. Bila kita mengibaratkan tukang bully itu seperti halnya seekor anjing. Maka, kebiasaan anjing itu suka sekali menggonggong. Cara menghentikan anjing menggonggong cuma dua, usir dia dengan suara jauh lebih keras. Atau gertak anjing tersebut agar menjauh. Setali dua uang dengan para pembully. Sesekali melakukan tindakan kekerasan pada mereka adalah wajib. Gak usah takutlah melawan para anjing-anjing itu. Mereka memang pantas mendapatkannya,
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuoWVVfEBJ2g_BMovtypaJ3fKtQQMqPvjtKnMGO1EwgheYxoQ1c5Or5jKGIeSPXm02hkq8MMydQm-A1NaNmM7-eeabLxcnd_aOHVDw3XefNEyINlOuKdpgtEAw941dGZDUm4YomrRH9PrS/s16000/comica1603106250644.jpg)
Pertanyaan berikutnya adalah, apakah efektif melawan anjing, eh maaf, maksudnya pembully dengan kekerasan? Jawabannya tentu saja efektif, setidaknya si anjing, eh lagi-lagi maaf, maksudnya si pembully, akan sedikit menyadari bahwa objek yang dia bully gak suka dengan apa yang telah dia lakukan. Dan mulai saat itu, si anjing, aduh, lagi-lagi salah ngomong, maksudnya si pembully itu, akan berpikir dua kali untuk melakukan tindakan bodoh tersebut ke kamu lagi.
Lakukanlah makian ke mereka, bila memungkinkan (dan harus memungkinkan) kekerasan dibolehkan dan jangan lupa bahagia saat melakukan hal baik itu. Anjing yang mengganggu memang harus diusir jauh-jauh, bukan!
Keep healthy and be yourself -
Catatan: Meski Om Rudini memberikan 2 solusi. Sebagai seorang yang menulis artikel ini, Beta hanya memberi satu kiat sukses untuk menambah kiat sukses menghentikan bully. Yakni, jadilah sukses di bidang yang kamu geluti. Kelak, saat kamu sukses pada bidang tersebut, di saat itulah kamu datangi tukang bully itu dan ceritakanlah kisah bully dia padamu dulu. Lantas tutup deng kata sederhana ala Gus Dur:
"Aku sudah memaafkan. Namun untuk melupakan perbuatan keji itu, nampaknya tidak" -
Salam hangat, Muhammad Ali a.k La Songko
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4d2NWroSd1yWth5CSqMqEPAqaS11H22oOL3upgA-pq_SONRvAQU1BAojqij6QUf6hCluKRoHNlAu6odhZ0z8M99a2qZ9TBkANDZ99gLtooEA54CmB_Y4wu7qKRl0maoUL7sWunJuLgEGw/s16000/Capture+2020-10-18+13.22.03.jpg)
Komentar
Posting Komentar