Langsung ke konten utama

RICHARD THE LION HEART DAN SALAHUDDIN AL AYUBI

Richard The LionHeart, pernah kalah dalam salah satu pertempurannya dan dia mesti jalan kaki setelah kuda yang dimilikinya mati dalam pertempuran tersebut. Mendengar hal itu, Salahuddin Al Ayyubi mengutus seseorang untuk mengirimkan dua ekor kuda terbaik untuk Richard menaikinya. Bagi Salahuddin, Richard bukan hanya musuh, namun juga orang yang semestinya dihargai, bahkan saat kalah bertarung.

Pada kali yang lain, Richard The LionHeart juga pernah terjatuh sakit keras. Mendengar hal itu, Salahuddin Al Ayyubi bahkan mengirimkan jauh-jauh dokter terbaik yang dimiliki Salahuddin untuk mengobati Richard.

Apa yang ditampakkan Salahuddin kepada Richard yang dianggap bengis oleh lawan maupun kawan, tak lantas membuat Salahuddin harus berlaku keras dan kasar kepada Richard. Salahuddin menempatkan keadilan bahkan sejak dalam pikiran. Bila kepada rekan duel saja, Salahuddin dapat berbuat baik, bagaimana dengan rekan sejawat?

Yang perlu diingat pula, bahwa Richard bukan orang yang mudah digoyahkan, ditawar-tawar dan suka bernegosiasi. Richard bisa memenggal siapa saja yang menurut dia pantas dipenggal, digantung atau bahkan dibunuh. Itu sebabnya, Richard dijuluki dengan The LionHeart oleh lawan maupun kawan di tanah Eropa hingga Yerussalem (Palestina) -

-----------------

Catatan: Penulis merupakan seorang penjual buku di Kafeinbuku. Tulisan lainnya bisa kamu baca di Kompasiana, medium dan Pigurafilm.

-----------------



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEREMPUAN BUGIS DAN SEPIRING NASI KUNING-

Di kepala saya, saat menyebutkan nasi kuning, entah mengapa yang tergambar dibenak saya adalah seorang perempuan bugis dengan tangan halus menanak nasi. Entah mengapa pula, wajah seorang perempuan Bugis begitu melekat dibenak saya bila menyebut nasi kuning. Tampaknya, imaji perempuan yang halus wajahnya, yang putih kulitnya, yang merah merekah bibirnya dan hitam rambutnya-diikat ke belakang telah melekat dibenak saya. Semenjak kecil, hanya nasi kuning perempuan Bugislah yang seolah melekat seperti halnya prangko yang menempel di selembar surat. Saat membuat nasi kuning, mereka seolah memiliki resep rahasia. Di balik lembut tangan halus perempuan Bugis, terdapat rahasia masakan. Bila orang Padang membanggakan Barandang Bundonyo, dan menjadi tumpuhan kerinduaan dan kenangan bila di rantau. Maka, yang di kenang dari perempuan Bugis adalah sepiring nasi kuning. Tak begitu jelas, apakah yang memperkenalkan nasi yang berwarna kuning ke Maluku merupakan perempuan-perempuan Bugis, ataukah buka

Lucifer, Uang, Bank dan Hutang

Buku karya Lucifer, "Di ambang Kehancuran terbesar ekonomi: Masa lalu Uang dan Masa depan Dunia" terbitan Pustaka Pohon Bodhi, 2007. Menjelaskan bahwa dongeng 5% bunga yang telah digadang-gadang pada tahun 1024 di Inggris dengan digantikannya uang emas oleh uang kertas dan koin pada akhirnya mengubah banyak hal utamanya prespektif manusia akan alat tukar tersebut dan masa depan yang diyakini akan sedikit berbeda. Lucifer, memberitahu bahwa, saat uang kertas dan koin sudah begitu berharga. Manusia sudah begitu terbuai dan bergantung pada uang kertas dan koin, pada akhirnya, uang tersebut akan digantikan dengan bentuk uang digital. Di mana manusia, tidak lagi menggunakan uang kertas dan koin sebagai bentuk transaksi. Bagi Beta, buku yang diterjemahkan oleh Alwie pada 2007 ini cukup menarik. Setidaknya, Lucifer sedang memberitahukan sebuah informasi penting tentang masa depan akan seperti apa. Singkat kata, uang kertas dan koin akan diubah sistemnya, di mana semua itu telah dire

PULANG RANTAU DAN PERTANYAAN YANG SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI DITANYAKAN DI ZAMAN SEKARANG -

Bila kamu pulang kampung lalu ada orang tanya ke kamu, "sudah nikah, blm?", "Kerja di mana?", "Punya rumah berapa?" "Anak sudah berapa?" Percayalah, bahwa orang yang bertanya semestinya tinggal dikisaran tahun 1980-an. Dan abadi di sana. Pertanyaan untuk orang merantau sekarang bukan itu, tapi "apa cerita perjalanan mu di rantau?", "Kuliner di sana gimana?", "Kalo dilihat-lihat potensi pekerjaan apa yang rasanya bagus dikembangkan di sana?", "Kehidupan sosial di sana menurutmu gimana?" Itu jauh lebih menyenangkan untuk didengarkan ketimbang cerita soal punya apa di daerah rantau dan pulang pura-pura jadi orang kaya dadakan, jadi senter clas, padahal hidup di rantau belum tentu bahagia, belum tentu juga mudah, ada tuntutan hidup dan gaya hidup yang seringkali terabaikan untuk kita cermati 😁😁 Kita semestinya sudah menanggalkan pertanyaan Materialisme, tentang punya apa, ke pengalaman sosial (social experien