Langsung ke konten utama

DARI PENGELANA YANG MATI KERACUNAN HINGGA SEORANG LELAKI MUDA YANG MATI BUNUH DIRI

Kalau kamu pernah nonton film Montage of Heck, atau film layar lebar Into the wild. Kamu akan menemukan bahwa, sosok anak adalah korban dari orangtua dalam bersikap. Orangtua arogan hanya menghasilkan anak yang mempertanyakan sikap orangtuanya. Kurt cobain atau Chris melakukan hal itu dengan cara yang berbeda. Mereka memberontak. Mereka melawan. Namun tidak dengan cara balas memukul, balas meludahi, balas memaki. 

Rasa sakit hati dan pertanyaan-pertanyaan dalam kepala mereka terhadap orangtua mereka kemudian membuat mereka terjebak di usia yang matang. Ada sosok anak kecil yang terperangkap dalam diri dewasa mereka. Sosok ketakutan. Sosok kekhawatiran. Sosok peragu sekaligus pemberontak di Usia yang semestinya siap untuk pertarungan dengan hidup.

Mereka terjebak dalam pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa mereka pecahkan. Dan dipaksa untuk maju kedepan. Sedangkan waktu terus bergulir, dan umur akan bertambah. Berkelana dan mencari pelarian ketempat lain menjadi alasan untuk semua itu. Kurt cobain jadi musisi, namun nasibnya na'as dikemudian hari. Chris menjadi pengelana, namun bernasib serupa dengan Kurt cobain, hanya sebab kematiannya saja yang berbeda. Kurt Cobain mati bunuh diri dengan pelatuk pistol yang ditembakkan ke rongga mulutnya. Dan Crish si super Trump, mati setelah keracunan makanan yang jasadnya baru ditemukan saat beberapa hari oleh pengalaman lain.

cover film dokumenter Montage Of Heck

Kurt Cobain ditanya tentang apa pendapatnya terhadap orangtuanya, khususnya Ayahnya. Kurt, dengan cepat mengelak dan dengan tegas menyebutkan bahwa dirinya benar-benar berbeda dengan ayahnya dalam beragam situasi. Kurt dengan raut wajah serius mencoba menegaskan dirinya agak sedikit kesal dengan semua itu. Dalam situasi yang lain Crish dengan pandangannya dalam catatan hariannya saat di Bus Karavan, Crish menyebutkan bahwa, Dalam situasi apapun, kekerasan verbal yang dilayangkan orangtuanya adalah ancaman bagi dirinya.

Namun demikian, baik Kurt maupun Crish pada akhirnya juga sadar bahwa sejelek-jeleknya sosok orangtua mereka, Mereka adalah tetap orangtua. Yang semestinya dilakukan bagi mereka adalah memaafkan. Tak lebih -



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEREMPUAN BUGIS DAN SEPIRING NASI KUNING-

Di kepala saya, saat menyebutkan nasi kuning, entah mengapa yang tergambar dibenak saya adalah seorang perempuan bugis dengan tangan halus menanak nasi. Entah mengapa pula, wajah seorang perempuan Bugis begitu melekat dibenak saya bila menyebut nasi kuning. Tampaknya, imaji perempuan yang halus wajahnya, yang putih kulitnya, yang merah merekah bibirnya dan hitam rambutnya-diikat ke belakang telah melekat dibenak saya. Semenjak kecil, hanya nasi kuning perempuan Bugislah yang seolah melekat seperti halnya prangko yang menempel di selembar surat. Saat membuat nasi kuning, mereka seolah memiliki resep rahasia. Di balik lembut tangan halus perempuan Bugis, terdapat rahasia masakan. Bila orang Padang membanggakan Barandang Bundonyo, dan menjadi tumpuhan kerinduaan dan kenangan bila di rantau. Maka, yang di kenang dari perempuan Bugis adalah sepiring nasi kuning. Tak begitu jelas, apakah yang memperkenalkan nasi yang berwarna kuning ke Maluku merupakan perempuan-perempuan Bugis, ataukah buka

Lucifer, Uang, Bank dan Hutang

Buku karya Lucifer, "Di ambang Kehancuran terbesar ekonomi: Masa lalu Uang dan Masa depan Dunia" terbitan Pustaka Pohon Bodhi, 2007. Menjelaskan bahwa dongeng 5% bunga yang telah digadang-gadang pada tahun 1024 di Inggris dengan digantikannya uang emas oleh uang kertas dan koin pada akhirnya mengubah banyak hal utamanya prespektif manusia akan alat tukar tersebut dan masa depan yang diyakini akan sedikit berbeda. Lucifer, memberitahu bahwa, saat uang kertas dan koin sudah begitu berharga. Manusia sudah begitu terbuai dan bergantung pada uang kertas dan koin, pada akhirnya, uang tersebut akan digantikan dengan bentuk uang digital. Di mana manusia, tidak lagi menggunakan uang kertas dan koin sebagai bentuk transaksi. Bagi Beta, buku yang diterjemahkan oleh Alwie pada 2007 ini cukup menarik. Setidaknya, Lucifer sedang memberitahukan sebuah informasi penting tentang masa depan akan seperti apa. Singkat kata, uang kertas dan koin akan diubah sistemnya, di mana semua itu telah dire

PULANG RANTAU DAN PERTANYAAN YANG SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI DITANYAKAN DI ZAMAN SEKARANG -

Bila kamu pulang kampung lalu ada orang tanya ke kamu, "sudah nikah, blm?", "Kerja di mana?", "Punya rumah berapa?" "Anak sudah berapa?" Percayalah, bahwa orang yang bertanya semestinya tinggal dikisaran tahun 1980-an. Dan abadi di sana. Pertanyaan untuk orang merantau sekarang bukan itu, tapi "apa cerita perjalanan mu di rantau?", "Kuliner di sana gimana?", "Kalo dilihat-lihat potensi pekerjaan apa yang rasanya bagus dikembangkan di sana?", "Kehidupan sosial di sana menurutmu gimana?" Itu jauh lebih menyenangkan untuk didengarkan ketimbang cerita soal punya apa di daerah rantau dan pulang pura-pura jadi orang kaya dadakan, jadi senter clas, padahal hidup di rantau belum tentu bahagia, belum tentu juga mudah, ada tuntutan hidup dan gaya hidup yang seringkali terabaikan untuk kita cermati 😁😁 Kita semestinya sudah menanggalkan pertanyaan Materialisme, tentang punya apa, ke pengalaman sosial (social experien