Entah kamu kaya, entah miskin. Modal hidup kita dalam sehari diberi sama oleh Allah, 24 jam. Gak lebih, gak kurang, semua sama. Entah yang lagi sakit, entah yang lagi sehat, tetap 24 jam. Pertanyaannya kemudian, dengan modal 24 jam itu kita bisa berlaku apa dengannya? Kita semua terikat dengan waktu 24 jam; dari detik, menit hingga berjam-jam, kita gunakan.
Dalam dunia hewan semacam tikus, hidup bukan hanya soal terus bekerja! Tikus, dibatasi dengan umur yang hanya satu tahun. Setelah satu tahun hidup, tikus mengalami kematian. Selain tikus, semut rangrang lebih singkat lagi. Waktu yang diberikan kepada semut rangrang hanya tiga minggu, artinya tidak sampai sebulan hidup. Saat tiga minggu selesai, hidup semut rangrang pun ikut selesai. Selesai. Lalu ada juga makhluk Allah yang lain, Serangga air semacam pejantan Mayflies jauh lebih singkat lagi, mereka hanya hidup 25 jam. Hanya sehari. Sekali lagi hanya sehari. Lalu, pejantan Mayflies kemudian mati. Bayangkan hal berikutnya adalah kita? Tiap harinya kita hanya diberi waktu 24 jam untuk hidup dan semua orang sama diberi modal tersebut. Kita hidup dari 24 jam, ke 24 jam berikutnya hingga di esok hari. Bila ada yang masih hidup, termasuk saya dan kamu, kita hanya cukup beruntung diberi 24 jam lagi dan lagi. Namun, bagaimana bila di usia kita yang ke 24, tiba-tiba tak ada tambahan waktu 24 jam? Atau di usia kita yang ke 30, 35, 37, 40 (untuk lebih sederhana, di usia kamu), waktu 24 jam tak lagi diberikan? Kita hanya cukup beruntung berkelit dari kematian yang mengintai kita. Dari satu sebab kematian ke sebab kematian yang lain.
Di masa yang penuh kejutan seperti sekarang ini. Kematian bisa datang kapan saja. Sekarang tinggal bagaimana kita melihat waktu 24 jam tersebut. Agak cukup beruntung bila kita sudah mengetahui jadwal waktu kita habis. Namun, kebanyakan dari kita sama sekali tidak tahu; "Kapan kita mati dan permainan selesai". Dan karena ketidak tahuan kita tersebut, setidaknya, 24 jam yang diberikan Allah kepada kita adalah hal-hal yang kita isi dengan hal-hal yang menyenangkan dan baik. Artinya, kita bisa mendesain alur hidup kita untuk menjadi jauh lebih baik, entah memperbaiki diri atau perbanyak ibadah. Hingga kejutan berupa kematian yang diberikan tersebut, rasanya jauh lebih nikmat. Dan bukan sebaliknya, modal hidup 24 jam, menjadi begitu sia-sia dan menakutkan hanya karena kita tak tahu, harus berbuat apa! Kita tak tahu, dihabiskan untuk apa hidup ini. Hidup yang begitu singkat dan asing ini -
Komentar
Posting Komentar