Lur, saya ingin curhat. Malam ini, saat tulisan ini saya buat. Saya sedang berada dalam kondisi jatuh cinta. Saya gak tahu, apakah perasaan ini benar-benar adanya atau bagaimana, tapi yang jelas, saya seperti menemukan sesuatu di sana. Jiwa saya bergetar berkali-kali. Seperti ada semacam kerinduan yang menggedor-gedor pintu kemanusiaan saya.
Lur, mungkin ini agak melankolis. Tapi rasanya ini cinta. Sudah lama saya ingin mengungkapkannya. Dulu, rasa ini pernah tumbuh, di masa SMA. Di antara panggilan Tarim di masjid, suara Syekh Misyari Ar Rasyid, mengalun lembut di toa itu. Menghantar getar-getar itu. Suroh Al Mulk yang dilantunkan Misyari bukan hanya menempeleng dasar hati saya paling dalam, tapi juga paling kasar.
Dan malam ini, saya merasakan hal yang sama, Lur. Kali ini, suroh Al Baqoroh jadi batu yang pecah itu. Saya seperti menemukan hal yang sama, jatuh berkali-kali dengan Al Baqoroh. Saya agak beruntung bisa menghafalkan beberapa ayatnya sedikit dan bahkan menjadikan bacaan ini terus dilantunkan bila jadi imam sholat (dadakan).
Tapi, kali ini serius Lur. Saya seperti begitu jatuh cinta dengan suroh ini. Saat suroh ini dibacakan oleh ustadz Syam, jiwa saya seperti menemukan sesuatu yang hilang dan datang kembali. Dan saat ustadzah Aisyah Baain (dari Malaysia) di Facebook membacakannya, jiwa saya kembali seperti menemukan sesuatu.
Lur, apakah ini jatuh cinta itu, Lur? Saya gak tahu pasti. Tapi bila ingin memudahkan, bolehlah kita menafsirkan bahwa benar saya sedang jatuh cinta, jatuh cinta pada Al Qur'an dan itu adalah Al Baqoroh -
Komentar
Posting Komentar