Langsung ke konten utama

PENGAKUAN: SAYA JATUH CINTA SEKALI LAGI

Lur, saya ingin curhat. Malam ini, saat tulisan ini saya buat. Saya sedang berada dalam kondisi jatuh cinta. Saya gak tahu, apakah perasaan ini benar-benar adanya atau bagaimana, tapi yang jelas, saya seperti menemukan sesuatu di sana. Jiwa saya bergetar berkali-kali. Seperti ada semacam kerinduan yang menggedor-gedor pintu kemanusiaan saya.

Lur, mungkin ini agak melankolis. Tapi rasanya ini cinta. Sudah lama saya ingin mengungkapkannya. Dulu, rasa ini pernah tumbuh, di masa SMA. Di antara panggilan Tarim di masjid, suara Syekh Misyari Ar Rasyid, mengalun lembut di toa itu. Menghantar getar-getar itu. Suroh Al Mulk yang dilantunkan Misyari bukan hanya menempeleng dasar hati saya paling dalam, tapi juga paling kasar.

Dan malam ini, saya merasakan hal yang sama, Lur. Kali ini, suroh Al Baqoroh jadi batu yang pecah itu. Saya seperti menemukan hal yang sama, jatuh berkali-kali dengan Al Baqoroh. Saya agak beruntung bisa menghafalkan beberapa ayatnya sedikit dan bahkan menjadikan bacaan ini terus dilantunkan bila jadi imam sholat (dadakan).

Tapi, kali ini serius Lur. Saya seperti begitu jatuh cinta dengan suroh ini. Saat suroh ini dibacakan oleh ustadz Syam, jiwa saya seperti menemukan sesuatu yang hilang dan datang kembali. Dan saat ustadzah Aisyah Baain (dari Malaysia) di Facebook membacakannya, jiwa saya kembali seperti menemukan sesuatu.

Lur, apakah ini jatuh cinta itu, Lur? Saya gak tahu pasti. Tapi bila ingin memudahkan, bolehlah kita menafsirkan bahwa benar saya sedang jatuh cinta, jatuh cinta pada Al Qur'an dan itu adalah Al Baqoroh -




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lucifer, Uang, Bank dan Hutang

Buku karya Lucifer, "Di ambang Kehancuran terbesar ekonomi: Masa lalu Uang dan Masa depan Dunia" terbitan Pustaka Pohon Bodhi, 2007. Menjelaskan bahwa dongeng 5% bunga yang telah digadang-gadang pada tahun 1024 di Inggris dengan digantikannya uang emas oleh uang kertas dan koin pada akhirnya mengubah banyak hal utamanya prespektif manusia akan alat tukar tersebut dan masa depan yang diyakini akan sedikit berbeda. Lucifer, memberitahu bahwa, saat uang kertas dan koin sudah begitu berharga. Manusia sudah begitu terbuai dan bergantung pada uang kertas dan koin, pada akhirnya, uang tersebut akan digantikan dengan bentuk uang digital. Di mana manusia, tidak lagi menggunakan uang kertas dan koin sebagai bentuk transaksi. Bagi Beta, buku yang diterjemahkan oleh Alwie pada 2007 ini cukup menarik. Setidaknya, Lucifer sedang memberitahukan sebuah informasi penting tentang masa depan akan seperti apa. Singkat kata, uang kertas dan koin akan diubah sistemnya, di mana semua itu telah dire

PULANG RANTAU DAN PERTANYAAN YANG SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI DITANYAKAN DI ZAMAN SEKARANG -

Bila kamu pulang kampung lalu ada orang tanya ke kamu, "sudah nikah, blm?", "Kerja di mana?", "Punya rumah berapa?" "Anak sudah berapa?" Percayalah, bahwa orang yang bertanya semestinya tinggal dikisaran tahun 1980-an. Dan abadi di sana. Pertanyaan untuk orang merantau sekarang bukan itu, tapi "apa cerita perjalanan mu di rantau?", "Kuliner di sana gimana?", "Kalo dilihat-lihat potensi pekerjaan apa yang rasanya bagus dikembangkan di sana?", "Kehidupan sosial di sana menurutmu gimana?" Itu jauh lebih menyenangkan untuk didengarkan ketimbang cerita soal punya apa di daerah rantau dan pulang pura-pura jadi orang kaya dadakan, jadi senter clas, padahal hidup di rantau belum tentu bahagia, belum tentu juga mudah, ada tuntutan hidup dan gaya hidup yang seringkali terabaikan untuk kita cermati 😁😁 Kita semestinya sudah menanggalkan pertanyaan Materialisme, tentang punya apa, ke pengalaman sosial (social experien

PEREMPUAN BUGIS DAN SEPIRING NASI KUNING-

Di kepala saya, saat menyebutkan nasi kuning, entah mengapa yang tergambar dibenak saya adalah seorang perempuan bugis dengan tangan halus menanak nasi. Entah mengapa pula, wajah seorang perempuan Bugis begitu melekat dibenak saya bila menyebut nasi kuning. Tampaknya, imaji perempuan yang halus wajahnya, yang putih kulitnya, yang merah merekah bibirnya dan hitam rambutnya-diikat ke belakang telah melekat dibenak saya. Semenjak kecil, hanya nasi kuning perempuan Bugislah yang seolah melekat seperti halnya prangko yang menempel di selembar surat. Saat membuat nasi kuning, mereka seolah memiliki resep rahasia. Di balik lembut tangan halus perempuan Bugis, terdapat rahasia masakan. Bila orang Padang membanggakan Barandang Bundonyo, dan menjadi tumpuhan kerinduaan dan kenangan bila di rantau. Maka, yang di kenang dari perempuan Bugis adalah sepiring nasi kuning. Tak begitu jelas, apakah yang memperkenalkan nasi yang berwarna kuning ke Maluku merupakan perempuan-perempuan Bugis, ataukah buka