![]() |
Pada mulanya, dia memelihara kumis, lalu jenggot di dagunya tumbuh. Lalu, dia memelihara keduanya. Tak ada alasan religius yang membuatnya memelihara hal itu, Namun karena malas merapikan saja yang membuat hal itu tumbuh. Di lain waktu, dia kemudian mencari-cari pembenaran religius untuk memelihara jenggot. Seiring waktu, jenggot di dagunya memutih. Dia tampak sepuh dan Ngalim. Beberapa mengira dia si alim berbudi luhur, selayaknya kisah-kisah komik silat di mana lelaki tua sepuh berjenggot putih akan memberi petuah dan kebijakan kepada yang muda. seringkali orang terperdaya dengan image itu. Pandangan itu. Penglihatan yang demikian.
Bila ditelisik lebih dalam. Kita kemudian tahu, bahwa tampilan luar seseorang sama sekali tak menampakkan apa-apa kecuali kita mengetahui isi kepala dan bagaimana dia berlaku.
Itu mungkin yang hendak disampaikan Prie GS. Religius memang tak selalu tampak seolah-olah religius, kita akan mengetahuinya saat kita berani menggalinya. Boleh jadi seseorang mengenakan ini dan itu bukan sebab religius. Mungkin karena alasan lain di luar itu semua. Lalu menemukan pembenaran-pembenaran tertentu, yang kemudian membuatnya Kokoh dengan pandangan dia. Tak ada yang bisa tahu -
![]() |
Buku ini bisa kamu pesan ke nomor WA (0812-4830-1820) Untuk tulisan yang lain, bisa kamu baca di Pigurafilm dan Kompasiana |
Komentar
Posting Komentar