Langsung ke konten utama

GUNS N' ROSES DAN SEPOTONG SENYUM YANG TERTINGGAL DI BAU-BAU, SULAWESI TENGGARA -



Selepas Isya, beta tekan tombol play di hp, dengar lagu-lagu lawas. Lalu tiba-tiba beta terdiam, saat lagu berpindah ke Sweet Child O' Mine-nya Guns N Roses, suara Axl mengingatkan beta tentang Mas Eko. Jauh sebelum Mas Eko sakit. Ingatan membawa beta ke jalan Laode Boa, Bau-bau, Sulawesi Tenggara, di rumah lantai dua bercat warna biru itu.

"... Reminds me of childhood memories.
Where everything.
Was as fresh as the bright blue sky... "


Di beranda lantai dua itu, di temani segelas teh dan sebatang rokok, Mas Eko memandang ke jalan. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Entah apa yang sedang ia perdebatkan seorang diri. Beta yang masih kelas 5 SD duduk di samping Mas Eko, sesekali mengajak Mas Eko bicara dan Mas Eko menanggapi beta pertanyaan-pertanyaan, sembari ia melempar senyum. Lalu beta sibuk kembali dengan mobil tamiya yang baru beta beli di Kendari dan bawah ke Bau-bau sebagai teman.

Waktu berlalu dan beta melihat kenyataan yang berbeda, sekarang.
"... And if I stared too long
I'd probably break down and cry"

Angin bertiup di beranda jendela kamar agak kencang, beta masih mendengar Axl menyanyi:
"... Where do we go
Where do we go now
Where do we go
Sweet child o' mine"
-Ambon, 30 September 2018 -
-----------
Sweet Child O' Mine: Guns N Roses, merupakan salah satu lagu kesukaan Mas Eko.
-----------
Ada sesuatu yang menerjang pikirannya, ada sebuah perdebatan terjadi pada dirinya yang kita sama sekali tidak bisa berbuat banyak untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. [ ]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lucifer, Uang, Bank dan Hutang

Buku karya Lucifer, "Di ambang Kehancuran terbesar ekonomi: Masa lalu Uang dan Masa depan Dunia" terbitan Pustaka Pohon Bodhi, 2007. Menjelaskan bahwa dongeng 5% bunga yang telah digadang-gadang pada tahun 1024 di Inggris dengan digantikannya uang emas oleh uang kertas dan koin pada akhirnya mengubah banyak hal utamanya prespektif manusia akan alat tukar tersebut dan masa depan yang diyakini akan sedikit berbeda. Lucifer, memberitahu bahwa, saat uang kertas dan koin sudah begitu berharga. Manusia sudah begitu terbuai dan bergantung pada uang kertas dan koin, pada akhirnya, uang tersebut akan digantikan dengan bentuk uang digital. Di mana manusia, tidak lagi menggunakan uang kertas dan koin sebagai bentuk transaksi. Bagi Beta, buku yang diterjemahkan oleh Alwie pada 2007 ini cukup menarik. Setidaknya, Lucifer sedang memberitahukan sebuah informasi penting tentang masa depan akan seperti apa. Singkat kata, uang kertas dan koin akan diubah sistemnya, di mana semua itu telah dire

PULANG RANTAU DAN PERTANYAAN YANG SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI DITANYAKAN DI ZAMAN SEKARANG -

Bila kamu pulang kampung lalu ada orang tanya ke kamu, "sudah nikah, blm?", "Kerja di mana?", "Punya rumah berapa?" "Anak sudah berapa?" Percayalah, bahwa orang yang bertanya semestinya tinggal dikisaran tahun 1980-an. Dan abadi di sana. Pertanyaan untuk orang merantau sekarang bukan itu, tapi "apa cerita perjalanan mu di rantau?", "Kuliner di sana gimana?", "Kalo dilihat-lihat potensi pekerjaan apa yang rasanya bagus dikembangkan di sana?", "Kehidupan sosial di sana menurutmu gimana?" Itu jauh lebih menyenangkan untuk didengarkan ketimbang cerita soal punya apa di daerah rantau dan pulang pura-pura jadi orang kaya dadakan, jadi senter clas, padahal hidup di rantau belum tentu bahagia, belum tentu juga mudah, ada tuntutan hidup dan gaya hidup yang seringkali terabaikan untuk kita cermati 😁😁 Kita semestinya sudah menanggalkan pertanyaan Materialisme, tentang punya apa, ke pengalaman sosial (social experien

PEREMPUAN BUGIS DAN SEPIRING NASI KUNING-

Di kepala saya, saat menyebutkan nasi kuning, entah mengapa yang tergambar dibenak saya adalah seorang perempuan bugis dengan tangan halus menanak nasi. Entah mengapa pula, wajah seorang perempuan Bugis begitu melekat dibenak saya bila menyebut nasi kuning. Tampaknya, imaji perempuan yang halus wajahnya, yang putih kulitnya, yang merah merekah bibirnya dan hitam rambutnya-diikat ke belakang telah melekat dibenak saya. Semenjak kecil, hanya nasi kuning perempuan Bugislah yang seolah melekat seperti halnya prangko yang menempel di selembar surat. Saat membuat nasi kuning, mereka seolah memiliki resep rahasia. Di balik lembut tangan halus perempuan Bugis, terdapat rahasia masakan. Bila orang Padang membanggakan Barandang Bundonyo, dan menjadi tumpuhan kerinduaan dan kenangan bila di rantau. Maka, yang di kenang dari perempuan Bugis adalah sepiring nasi kuning. Tak begitu jelas, apakah yang memperkenalkan nasi yang berwarna kuning ke Maluku merupakan perempuan-perempuan Bugis, ataukah buka